Jayapura, nirmeke.com – Mahasiswa Yalimo kota studi Manokwari Papua Barat menuntut Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Yalimo untuk segera merealisasikan dana studi akhir untuk mahasiswa tahun ini.
Motinus Salak ketua kordinator wilayah (Korwil) mengatakan kami mahasiswa asal kabupaten Yalimo yang menempuh pendidikan di berbagai kampus negeri dan swasta di Provinsi Papua Barat kabupaten Manokwari sangat kesal atas keterlambatan realisikan dana bantuan studi akhir bagi mahasiswa kota studi Manokwari.
“Sikap keterlambatan Pemda dalam hal Dinas Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ini membuat kami mahasiswa sangat kecewa, karena bantuan studi akhir pada tahun 2018 ini mahasiswa Yalimo yang menempuh pendidikan kurang lebih 13 kota studi mereka sudah mendapat hak dalam hal ini dana bantuan studi akhir dalam satu bulan yang lalu, namun sampai saat detik ini kami mahasiswa kota studi Manokwari belum mendapat bantuan studi akhir,” ujarnya. Senin, (20/8/2018).
Dengan kekecewaan ini kata Motius, membuat kami mahasiswa Yalimo di kota studi Manokwari menuntut kepada Pemda, dalam hal ini dinas BKD kabupaten Yalimo segera merealisasikan hak mahasiswa bantuan studi akhir dalam minggu ini juga.
“Dan ini atas kesepakatan bersama seluruh mahasiswa Yalimo di Manokwari-Papua Barat. Jika tidak realisasikan dalam minggu ini maka, kami mahasiswa akan lakukan aksi pemalangan kantor dinas bersangkutan sampai Pemda memberikan jawaban yang memuaskan.”
Sementara itu Yali Halitopo mahasiswa Yalimo mengatakan kami mendengar ada beberapa kota studi mengusulkan nama-nama mahasiswa yang belum mendapat dana bantuan bila perlu di undurkan ke tahap ketiga atau selanjutnya saja.
“pemerintah ingin mahasiswa Yalimo di Manokwari ada bermasalahan dalam data Base yang kami pernah usulkan ke Pemda Yalimo kami siap dan dengan senang hati menjelaskan itu kepada pemerintah asalkan pemerintah datang mengunjungi adik-adiknya di lapangan.
Sementara itu selaku pembina mahasiswa Yos Waliangen mengatakan mahasiswa Yalimo berharap Pemkab Yalimo dapat memperhatikan dan melihat kebutuhan mahasiswa secara menyeluruh, karena mahasiswa menjadi tongkat stafet pembangunan kedepan, Pemerintah juga harus memiliki kebijakan yang tegas, arif dan bijaksana dalam mempersiapakan sumber daya manusia, terutama bantuan studi kepada mahasiswa.
“Kami mohon jika ada permasalahan mari datang langsung ke kota studi bicara disini. Kami ini adik-adiknya pemerintah sendiri, kami bisa menjelaskan semua itu dengan mengunakan Bahasa ibu yaitu Bahasa Yali,” katanya. (*)
Editor : Agus Pabika