Jayapura, nirmeke.com – Awal Pekerjaan lapangan terbang di kampung Brukmahkot Korowai mulai dikerjakan sejak Tahun 2007. lapangan ini di kerjakan oleh Penginjil Beserta Masyarakat setempat agar lebih muda melakukan akses pelayanan penginjilan, akses kesehatan dan akses pendidikan di wilayah pedalaman tersebut.
Kampung Brukmahkot sendiri berada di distrik Seradala kabupaten Yahukimo.
Pembuatan lapangan terbang sendiri dilakukan gotong-royong, menebang pohon besar dan mencabut akar kayu, menggali parit di pingiran lapangan bandara dengan panjang 360 meter dan lebar 35 meter di kerjakan secara manual oleh masyarakat dan penginjil.
Pada Tahun 2015 Pekerjaan Bandara Brukmahkot mereka tidak dilanjutkan karena faktor kelelahan dan semangat bekerja dari masyarakat sudah berkurang,” cerita Yan Akobiarek.
Yan Akobiarek sendiri adalah ketua Kopkedat Papua yang sudah mengabdi dan melayani masyarakat di Korowai khususnya di kampung Brukmahkot sejak tahun 2016 lalu bersama kawan-kawannya.
“Pekerjaan lapangan terbang ini dilakukan swadaya dari masyarakat yang di pimpin oleh penginjil tua dari Gereja Reformasi Papua (GJRP) Simson Samuel Awom,” kata Yan.
Pdt. Simson Samuel Awom adalah seorang penginjil asal Biak yang sudah mengabdi dan melayani pos penginjilannya di Korowai Brukmahkot sejak tahun 1960-an bersama para misionaris dari Gereja Reformasi Papua.
Kata Yan, untuk membangun sebuah lapangan terbang ini memakan korban karena ada yang meninggal karena ada yang jatuh sakit akibat terlalu capeh melakukan semua pekerjaan secara manual.
Menurut Awom, dirinya sudah memberikan proposal 4 kali ke pemerintah. “Proposal pertama sejak Tahun 2007 saya tujukan ke Pemda Yahukimo lalu belum ada respon maka proposal kedua saya buat ke Pemda Yahukimo lagi sejak tahun 2008 tidak di respon lagi. Proposal ke tiga ia tujukan ke gubernur propinsi Papua tahun 2011 dan di tolak lagi kembali ke Pemda Yahukimo,” ujar Awom.
Tak putus semangat, Proposal Ke empat ia buat lalu di berikan langsung ke bupati Yahukimo pada tanggal 16 Agustus 2016 dengan harapan lapangan tersebut dapat di bantu dalam proses pengerjaannya.
Dan pada tanggal 2 November 2016 Bupati Abock Busub melakukan kunjungan ke kampung Brukmahkot dan berjanji kepada warga akan membangun gereja dan lapangan terbang serta gedung sekolah namun belum di realisasikan hingga saat ini.
Kembali lagi bupati Yahukimo ke Korowai kampung Brukmahkot pada tanggal 5 Maret 2018, baru-baru ini untuk melihat rumah sosial dari KAT Otsus 2017 yang di bangun Pemda Yahukimo di Brukmahkot.
Di saat kunjungan beliau yang ke dua kali di kampung Brukmahkot Abock Busup berjanji akan membantu warga dana untuk membantu pekerjaan bandara yang saat ini sedang di kerjakan oleh warga. “Dana itupun akan di realisasikan atau tidak sehingga kami tidak beri banyak komentar tentang dana Rp100 juta itu biarlah uang itu pemerintah desa yang urus,” kata Awom.
Kata Pdt. Awom, sejak Tahun 2015 pekerjaan Bandara ini terhenti hingga pada awal tahun 2018 kembali lagi di kerjakan oleh penginjil dan warga masyarakat setempat.
Ketika menananyakan harapan bapak Awom, terkait daerah penginjilan di Brukmahkot kedepan ia menjawab, “saya tidak punya harapan apa-apa kami sudah mencoba untuk membuat permohonan bantuan tetapi tidak ada respon maka saya hanya berharap kepada Tuhan saja yang akan membukakan jalan dan saya akan pimpin warga Korowai Burukmahkot kami tetap kerja dengan cara kami seperti biasa,” Ujarnya.
Sementara itu Natabber Alia, seorang penginjil di kampung Brukmahkot mengatakan ia bersama masyarakat binggung karena kunjungan bupati tahun 2017 sekarang datang lagi di tahun 2018 dengan janji yang sama pula.
“Tahun 2017 datang, janji akan bangun sekolah tapi sekolah belum ada. cuma bangun 4 atau 6 rumah di Brukmahkot.”
Kata Nataber, untuk lapangan terbang tersebut itu sudah dari tahun 2013 ada. bapak Awom sama masyarakat kerja sampe saat ini. sekarang kalau bupati Abock busup mau bangun lapter itu hanya meneruskan pekerjaan yg sudah ada.
Kunjungan kerja bupati Abock Busup hari Senin 5 Maret 2018 lalu, yang di dampinggi kepala bidang dinas sosial tersebut juga sekaligus melakukan peninjauan lokasi untuk pembangunan lapangan perintis dan gudangnya.
Menurut bupati Abock Busup dengan menghadirkan bandara perintis, pelayanan kampung-kampung yang jauh dari ibukota kabupaten ini dapat berjalan lebih cepat. Pasalnya, dengan mengunakan jalur darat, membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya tinggi.
“Jadi, kunjungan kemarin itu juga untuk melihat lokasi pembangunannya (rumah) untuk guru dan petugas kesehatan serta bandara perintis, juga gedungnya. Kami akan memberikan subsidi untuk kesana,” kata Abock kepada jubi di Jayapura, Selasa 6 Maret 2018 lalu.
Kata Abock, mengunakan jalur darat dengan kendaraan roda empat, dari distrik Seradala ke kampung Yasip membutuhkan 4 jam. Sementara dari Seradala ke kampung Brukmahkot membutuhkan waktu hingga 7 jam.(*)