Jayapura, nirmeke.com – Sejak tanggal 12 Januari 2018 lalu Michael Wambrau bersama istrinya Rosa Wamafma seorang mantri dan bidan ini tiba di kampung Brukmakot, distrik Seradala kabupaten Yahukimo guna membantu pelayanan kesehatan yang di kirim oleh Kopkedat Papua bekerja sama dengan Misionaris Cristian Trevor Jhonson. Rabu, (04/04/2018).
Mantri michael bersama istrinya Rosa, sejak tiba di Brukmakot, mereka membantu pelayanan di Pustu Brukmakot yang Hampir tidak aktif sejak 2013 sampai saat ini.
Dengan adanya perawat yang di tempatkan di kampung Brukmakot sangat membantu, dalam sehari Michael mengaku banyak pasien yang datang hampir sekitar belasan orang dalam sehari untuk berobat ke Pustu dengan berbagai macam keluhan sakit dan penyakit lain.
Perawat Michael menerapkan cara untuk setiap pasien yang datang berobat harus mengkonsumsi obat langsung di tempat atas pengawasannya dia, tidak diperbolehkan mereka membawa pulang obat ke rumah karena menurut pengalaman yang sudah terjadi warga membawa obat lalu di rumah mereka tidak minum obat tersebut.
Michael menjelaskan bahwa kasus penyakit yang banyak di derita masyarakat adalah Malaria, Diare,TB Paru, Hispa, Skabies juga Gizi buruk dan anak-anak usia 6-5 Tahun belum cukup asupan Gizi.
Berikut obat-obatan di Pustu kata Michael saat ini mengunakan obat-obat yang masih ada di Pustu itu dan sebagian obat sudah mencapai Ekspair pada bulan lima dan bulan delapan, maka dia harus musnakan obat-obat tersebut.
“Kami dari Kopkedat juga bersama Misionaris Cristian Trevor Jhonson di Korowai Danowage ada berusaha untuk pengadaan obat-obatan untuk di Pustu Brukmakot,” ujarnya.
Sejak tanggal 29 Maret 2018, kami mendapatkan satu paket obat-obatan yang dikirim oleh Misionaris Trevor Jhonson dengan mengunakan Helivida ke Pos Brukmakot Korowai Batu dari Danowage.
“Kiriman itu ada juga susu buat Balita dan kacang Hijau. Saya bersama istri akan membuat bubur kacang untuk di bagikan kepada bayi-bayi di kampung Brukmakot serta pemberian susu SGM buat bayi dan beberapa waktu lalu kami sudah nemberikan obat kombantrin buat anak-anak dan kami akan berikan lagi setiap enam bulan sekali,” ujarnya.
Yan Akobiarek, ketua Kopkedat Papua mengatakan Kopkedat Papua dan Misionaris bukan membawa alih pekekerjaan pemerintah untuk bekerja tetapi ini merupakan tangung jawab semua orang yang peduli terhadap sesama.
“Kami tidak bisa tingal diam melihat penderitaan masyarakat kami di pos-pos terpencil mereka saat ini dalam keadaan sakit bahkan berujung pada kematian maka kami harus bertindak untuk menyelamatkan mereka,” kata Akobiarek. (*)