Jayapura, nirmeke.com – Mahasiswa penghuni asrama Intan Jaya kota studi Jayapura meminta kepada pemerintah Daerah (Pemda) agar melengkapi fasilitas yang belum lengkap dan belum dibayar lunas.
Hans Japugau selaku sekretaris asrama Intan Jaya, mengatakan sejak tahun 2015-2018 ini asrama Intan Jaya berjalan tanpa ada sentuhan Pemda.
“Kami membayar semua kebutuhan asrama, baik biaya listrik, air dan kebutuhan makan minum memakai uang swadaya yang dikumpulkan penghuni asrama,” Kata Tipagau, kepada wartawan, Rabu, (14/03/18).
Penyebab tidak ada sentuhan Pemda ini, kata Hans mungkin karena terjadi masalah politik pemilihan Kepada Daerah (Pilakada) tahun 2017 lalu, yang melibatkan mahasiswa melawan salah satu kubu, yakni Natalis Tabuni dan wakilnya.
“Jika memang begitu, kami telah berupaya untuk duduk bersama Pemda membicarakan masalah itu secara bapa dan anak agar Pemda kembali melihat asrama yang ada di seluruh Indonesia, salah satunya di Jayapura,” ujarnya.
Kata Tipagau, hingga saat ini fasilitas asrama seperti listrik (lampu) telah dicabut pihak PLN sejak tanggal 2 Maret hingga saat ini karena tidak dibayarkan.
“Jadi, kami berharap agar Pemda kembali perhatikan asrama, “ katanya.
Sementara itu Noak Holombau Penasehat asrama mahasiswa Intan Jaya mengatakan hal yang sama kalau asrama hingga kini tidak diperhatikan, baik biaya operasional asrama, biaya air dan biaya listrik dan lainnya.
“Apa penyebabnya, kalau memang hanya masalah politik dan keterlibatan mahasiswa dalam pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) di tahun 2017 adalah hal wajarnya dan lawan politik sudah selesai, jadi Pemda harus berpikir kembali untuk melihat SDM dan Asrama,” Katanya.
Ia berharap, Pemda kembali memperhatikan asrama dan meninggalkan isu-isu politik yang masih trauma hingga membawa malapetaka bagi mahasiswa.
“Mari kita membangun Kabupaten Intan Jaya dengan memberikan dukungan kepada mahasiswa menuju visi dan misi kabupaten Intan Jaya,” Harapnya. (*)