Jayapura, nirmeke.com – Penantian panjang selama 16 tahun perjuangan mama-mama Papua bersama Solpap (Solidaritas Pedagang Asli Papua) untuk mendapatkan pasar yang layak akhirnya terwujud. Rabu lalu, 7 Maret 2018 bertepatan dengan HUT ke-108 Kota Kayapura, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano secara resmi menandatangani prasasti tanda diresmikannya bangunan baru Pasar Mama-Mama Papua di hadapan mama-mama pedagang Papua.
Air mata haru mama-mama nampak pada wajah mereka. Sekali mereka bernyanyi bersama karena gembira. Ada juga yang menangis di tengah kegembiraan peresmian pasar. Sesekali percecokan terjadi di antara mama-mama, namun tidak begitu lama.
“Itulah mama-mama Papua dengan kekhasan mereka, jadi tidak perlu ditangapi serius karena sebentar juga mereka akan baikan,” kata Frengky Werer, ketua Solpap.
Mama Noni Togotly, penjual sayur-sayuran di pasar sementara (pasar lama) mengatakan, pasar baru yang akan ditempati sangat bagus, bersih, dan rapi. Namun ada beberapa kendala yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Jayapura bersama Dinas Perindagkop.
“Kita masuk berarti sudah peresmian, pemerintah sudah kasih tinggal dihuni oleh pedagang dan sudah menjadi pasar untuk mama-mama Papua, kita mau saluran air dibuat segera serta ada banyak mama-mama yang belum terakomodir di dalam pasar baru ini,” ujarnya.
Togotly meminta setelah pasar diresmikan saluran air dan meja-meja di lantai 1 dirubuhkan, lalu diratakan agar mereka yang tidak dapat tempat bisa terakomodir bersama. Meskipun sedikit tempat namun bisa muat sehingga mama-mama bisa puas dan merasahkan bangunan dan pasar yang baru tersebut.
“Saya berharap ke depan kami bisa menikmati fasilitas ini dengan baik dengan menjaga keamanan, kebersihan, serta lebih maju lagi mama-mama Papua, dan pasar ini menjadi sentral memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat kota Jayapura,” ujarnya.
Frengky Werer menambahkan, sesuai renungan firman Tuhan, Matius 5:4, berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur.
“Di ujung firman Tuhan itu kemarin kita berduka cita karena kepergian almarhum Robert Jitmau dari Solpap yang selalu mendampingi mama-mama untuk mendapatkan pasar baru ini dan sekarang terjawab di balik duka cita mereka akan dihibur dengan suka cita,” katanya.
Warer atas nama mama-mama Papua menyampaikan terima kepada Tuhan karena pasar selesai dan ada beberapa hal yang belum selesai. Namun, katanya, sesuai dengan apa yang mama-mama mau, mereka sudah lama rindu untuk masuk di pasar baru jadi dan mama-mama sangat bersyukur untuk itu.
Untuk pengaturan pasar menurut Solpap, sampai diresmikan proses pengelolaannya akan diatur Pemko Jayapura di bawah Disperindagkop.
“Posisi kami Solpap pada mitra pemerintah, pasar yang ada sekarang sudah berdiri, namun ada beberapa hal masalah yang belum selesai, karena itu lewat kesempatan ini kami mendorong kepada pemerintah supaya setelah peresmian agar masalah-masalah ini diselesaikan, supaya ke depannya mama-mama berjualan juga tidak bermasalah,” ujarnya.
Untuk di pasar yang baru, katanya, seharusnya semua mama-mama di wilayah kota diakomodir di dalam. Tapi kenyataannya di lapangan pasar tersebut tidak muat sehingga hal ini akan menjadi bahan pembicaraan kepada pemerintah.
Nunum, pembeli di pasar baru mama-mama Papua ketika ditemui Jubi usai berbelanja mengatakan, pasar baru sudah nyaman. Tinggal perawatan dan kebersihan pasar harus dijaga bersama.
“Dengan adanya pasar baru ini, mama-mama Papua ini dapat mendorong mama-mama lain ikut membantu kesejahteraan perekonomian keluarganya untuk menambah penghasilan mereka,” ujarnya.
Kadis Perindagkop Kota Jayapura Robert Awi mengatakan, tetap pada komitmen awal bahwa pasar mama-mama diperuntukan kepada pedagang yang berasal dari pasar mama-mama.
“Jadi setelah kami akomodir seluruh pedagang yang ada di dalam pasar sementara itu dulu, tempat yang sisa itulah baru kami akomodir pedagang kami yang lainnya, dengan kehadiran pasar baru ini menjawab keluhan mama-mama Papua selama ini dan dapat digunakan dengan baik,” katanya.
Jumlah pedagang terdaftar dan terverifikasi oleh Pemkot, kata Awi, sebanyak 212 pedagang. Sedangkan yang berjualan di luar 63 pedagang. Sehingga total 275 pedagang. Pedagang yang ada di luar dilaporkan masih bisa ditampung ke dalam bangunan baru.
“Pedagang yang 212 kami utamakan dulu, kalau sudah terakomodir berarti masih ada kurang lebih 63 pedagang lagi akan dimasukan,” katanya.
Awi menjelaskan, Lantai 1 akan dipakai untuk pedagang berbahan basah seperti daging dan ikan. Lantai 2 khusus untuk pedagang hasil kebun sayur dan umbi-umbian. Lantai 3 untuk warung, kios, dan tempat penjualan aksesoris khas Papua, termasuk galeri.
Sedangkan untuk pengaturan dan pengamanan pasar mama-mama, Dinas Perindakop sudah berbagi tugas dengan Solpap. Solpap akan bertugas untuk melakukan pembinaan dan sekaligus memerikan pengarahandan sosialisasi kepada seluruh pedagang mama-mama Papua.
“Tugas Pemkot melakukan operasional pasar, baik dengan kehadiran kepala pasar, petugas kebersihan, petugas keamanan, maupun staf pasar sendiri, sehingga tugas kami jelas,” katanya. (*)
Editor : Admin