Jayapura, nirmeke.com – Sejumlah anak bermain di Taman Bermain Anak di halaman Puskesmas Harapan di Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Sementara beberapa orang tua memanfaatkan fasilitas Taman Lansia. “Saya sangat senang dengan adanya Taman Bermain Anak di sini meski dengan fasilitas apa adanya, ini bagus karena ibu-ibu yang mau berobat bisa membawa anaknya main di situ dulu agar tidak merepotkan mamanya,” kata Nelly, seorang pengunjung Puskesmas Harapan kepada Jubi.
Menurut Nelly, jarang sekali puskesmas memiliki taman bermain anak, karena itu Puskesmas Harapan menjadi istimewa. Terlebih juga dilengkapi Taman Lansia.
“Saya pikir ini yang pertama ada di Sentani Timur dan mungkin juga di Kabupaten Jayapura ada taman lansia yang model begini, ada terapinya, memang belum banyak orang yang tahu, tapi kalau sudah tahu semua pasti di sini akan ramai pengujung,” katanya.
Kepala Puskesmas Kampung Harapan Hadi Kurniawan mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lingkungan ia berupaya melakukan apa yang dapat dilakukan. Salah satu dengan pembuatan Taman Lansia dan Taman Bermain Anak yang dibangun pada 2017.
“Sejak dibuat hampir setiap hari ada yang datang mengunjungi Taman Lansia, ada dua atau tiga orang sehari,” katanya kepada Jubi di ruang kerjanya, Selasa (16/1).
Pembuatan kedua fasilitas ini, kata Hadi, merupakan bantuan dari Dana Kampung. Beberapa kampung di Distrik Sentani Timur bekerja sama dengan baik dengan Puskesmas Harapan sehingga mereka sepakat memberikan sebagian dana untuk membuat pelayanan puskesmas lebih baik.
“Kerja sama dengan kampung kuat dan tujuh kampung sepakat memberikan dana Rp12 juta per kampung kepada puskesmas dan sejauh ini baru tiga kampung, sedangkan yang lainnya berjanji tahap berikutnya baru mereka serahkan,” ujarnya.
Uang tersebut digunakan untuk peningkatan pelayanan di puskesmas seperti pembuatan ruang tunggu dan taman lansia. Artinya, dana tersebut untuk pembangunan fasilitas kepentingan publik.
“Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, saya selalu menaikkan volume pekerjaan, kalau saya diberikan Rp12 juta saya berusaha untuk menaikkannya menjadi Rp17 hingga Rp18 juta, saya tidak mengambil keuntungan dari situ supaya kampung lihat betul apa yang kita kerjakan,” ujarnya.
Menurut Hadi, beberapa pasien dan masyarakat mengatakan apa yang telah dibuat di Puskesmas Harapan seperti Taman Lansia sangat membantu di saat mereka menggunakan fasilitas tersebut “Kadang mereka jalan pagi kemudian langsung masuk ke lingkungan puskesmas yang pintunya selalu terbuka, jadi mereka datang putar barang tiga atau empat kali baru pulang,” katanya.
Fasilitas yang disediakan adalah jalan setapak dengan batu-batu kecil yang berfungsi sebagai pijat refleksi. Sehingga ketika lansia atau siapa saja yang menggunakan akan terasa pada telapak kaki.
“Kalau ada lansia yang asam urat atau kolestrol itu mereka datang ke sini dan kita juga memanfaatkan Prolanis atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis dari BPJS, mereka kita ajak senam setelah itu kita suruh jalan dua atau tiga kali, kemudian diberikan penjelasan tentang penyakit-penyakit kronis,” ujarnya.
Sedangkan untuk Taman Ramah Anak, kata Hadi, hampir selalu dikunjungi anak-anak yang orang tuanya datang berobat ke puskesmas. “Hampir setiap anak-anak itu habiskan waktunya di situ bermain ayunan, jungkat-jungkit, dan lorong-lorongan, itu kalau anaknya tidak sakit dan rencana mau di kerangkeng agar anak yang paling kecil juga dapat bermain di dalam,” ujarnya.
Puskesmas Harapan tentu saja telah maju selangkah memikirkan pelayanan untuk kesehatan lingkungan masyarakat terutama anak-anak dan lansia, karena sudah menyelesaikan pelayanan dasar sebagai puskesmas. Itu karena puskesmas tersebut terbaik di Kabupaten Jayapura.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan, Fasyankes, dan Peningkatan Mutu Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Maria Griapon mengatakan, Kabupaten Jayapura dengan 19 distrik memiliki 20 puskesmas. Selain Distrik Airu yang memiliki dua puskesmas, masing-masing distrik memiliki satu puskesmas.
“Dari 20 puskesmas tersebut baru dua puskesmas yang terakreditasi pada 2016, akreditasi tertinggi adalah Puskesmas Harapan dengan akreditasi Madya, kemudian Puskesmas Dosay dengan akreditasi Dasar,” katanya kepada Jubi.
Untuk lolos akreditas, semua pekerjaan atau program di puskesmas bersangkutan harus standar. Setiap tenaga kesehatan harus mengerjakan pekerjaan di bidangnya dan tidak boleh mengerjakan yang bukan bidangnya. Misalnya bagian gizi harus dikerjakan oleh bagian gizi dan poliklinik gigi dikerjakan oleh dokter gigi.
Pada November-Desember 2017 lima puskesmas di Kabupaten Jayapura diakreditasi. Kelima puskesmas tersebut adalah Puskesmas Sentani, Kanda, Genyem, Demta, dan Nimbokrang. Sedangkan satu lagi, Puskesmas Depapre akan diakreditasi Maret 2018. Penilaian dilakukan tim independen dari pusat.
Berdasarkan Peraturan Kemenkes 75/2014 tentang Puskesmas, katanya, disarankan di sebuah puskesmas ada enam tenaga, yaitu dokter, perawat, analis, kesehatan lingkungan, gizi, dan laboratorium. “Sekarang harus meningkat lagi dengan sembilan tenaga dengan tambahan dokter gigi, promkes (promosi kesehatan), dan farmasi, serta orang khusus yang menangani bagian keuangan, itu syarat akreditasi sebuah puskesmas,” jelas Maria. (*)