Jayapura, nirmeke.com – Sebagian besar masyarakat Korowai masih sangat sederhana sehingga perlu adanya pendidikan pentingnya kesehatan kepada orang tua dan anak.
Hal tersebut di sampaikan kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan provinsi Papua dr Aaron Rumainum kepada Jubi (27/10/2017) lalu.
“Masyarakat sebagian besar masih sangat sederhana sehingga selain memberikan obat kita juga harus memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan.”
Melakukan pendidikan kesehatan seperti bagaimana memeriksa Frambosia, malaria, sipilis dan Fialriasis dengan mengambil darah pasien yang nantinya di ajarkan kepada kader-kader kesehatan.
“Dengan kunjungan kami di kampung Sinamburuk (26/10) lalu tim bertemu dengan salah satu mantan kader tim kesehatan bagian dari program Dinkes provinsi Papua 9 tahun lalu yang aktif melayani pasien disini,”
Ia menambahkan setelah tim terpadu balik program 14 titik terpencil yang di buat Dinkes provinsi Papua pada tahun 2007-2013 akan di hidupkan kembali agar dengan program ini dapat memberikan pelatihan pendidikan kesehatan kepada masyarakat asli Korowai dari setiap pos dengan begitu mereka juga bisa melayani dan 14 titik daerah terpencil ini termasuk kampung Sinamburuk di Korowai.
Sementara itu penginjil Jimmy Weyato berharap apa yang menjadi rekomendasi tim kesehatan Dinkes provinsi Papua bersama kementrian kesehatan RI bisa benar-benar terwujud bukan karena desakan pusat terkait kesehatan masyarakat di Korowai.
“Kami harap tahun ini baru pemerintah sudah buka mata tentang kesehatan di Korowai dan Tuhan pake Puti Hatil untuk mengetuk hati orang pemerintah semoga kunjungan seperti ini terus berlanjut kedepan dan itu harapan kami,” kata Jimmy. (*)