Danowage, nirmeke.com – Jimmy Weyato guru perintis sekaligus penginjil di Korowai meminta kepada kementrian kesehatan RI dan Gubernur provinsi Papua untuk membangun rumah sakit sentral di Danowage sebagai pusat pelayanan kesehatan di seluruh masyarakat Korowai.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada tim kementrian kesehatan RI dan tim terpadu kesehatan provinsi Papua yang mengunjungi Korowai untuk melakukan pendataan dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan ini tandanya pemerintah sudah buka mata untuk masalah kesehatan di Korowai.”
Hal tersebut di katakan Jimmy Weyato, ketika bertemu gubernur Papua dan tim terpadu provinsi Papua bersama kementrian kesehatan RI di Danowage, Korowai Batu. Senin, (23/10/2017), lalu. Rabu, (25/10/2017), Danowage, Korowai Batu.
Lanjutnya, Danowage sudah seperti Sentral pelayanan kesehatan dimana Pdt. Trevor dan Teresa melayani masyarakat yang sakit di Korowai. Mereka datang berobat dari beberapa kampung yang ada di sekitar Korowai baik kampng Burukmahkot, kampung Okhmakot dan kampung Ayak dan beberapa kampung berbatasan dengan 4 kabupaten Asmat, Yahukimo, Boven Digoel dan Mappi.
“Kami disini butuh rumah sakit dengan petugas tetap yang siap melayani pasien setiap hari. Kami tidak mau tim atau dinas kesehatan datang dan pergi tiap bulan karena itu tidak akan menurunkan angka kematian masyarakat Korowai.”
Ia menambahkan di Danowage sendiri sudah ada lapangan terbang sehingga pasien dengan keadaaan darurat petugas bisa evaluasi cepat mengunakan pesawat di rumah sakit besar seperti SR Yawari Sentani, RS Wamena dan RS Tanah Merah. Dan berharap rumah sakit sentral ini dapat di bangun secepatnya.
“Kalau dinas kesehatan 4 kabupaten tidak peduli dengan daerah perbatasan Korowai premprov dapat memotong dana kesehatan untuk membangun rumah sakit di Danowage karena masyarakat membutuhkan itu.”
Sementara itu Gubernur Papua Lukas Enembe mengingatkan kepada 4 kabupaten dinas kesehatan Yahukimo, Asmat, Boven Digoel dan Mappi agar jangan hanya klaim wilayah tapi harus memperhatikan orang-orangnya. (*)
Editor : Agus Pabika