Danowage – Kurangnya akses kesehatan Masyarakat Korowai misionaris GIDI membuka klinik di Danowage untuk melayani warga yang datang berobat dari beberapa kampung yang di lima daerah perbatasan. Jumat, (20/10/2017), Korowai.
Salah satu penginjil di kampung Baigun kabupaten Asmat Pirimus Kogoya yang datang berobat di rumah misionaris GIDI di Danowage ketika di wawancarai mengatakan pengobatan yang di lakukan sangat membantu masyarakat yang ada di Korowai karena hanya di situ akses mereka berobat.
“Kami tidak tau lagi mau berobat kemana karena di kampung-kampung kami tidak ada pustu dan petugas kesehatan yang ada hanya bangunan yang tidak di huni.”
Lanjutnya kami datang berobat ke sini (Danowage) karena hanya di sini saja ada pelayanan kesehatan. Meskipun pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintah namun pemerintah tidak pernah melakukan kunjungan dan melakukan pengobatan.
“Pemerintah harus buka pos dan taruh petugas tetap di setiap kampung di sana sehingga kami tidak harus datang jalan kaki ke Danowage untuk berobat pada Misionaris,” ungkapnya.
Katanya, untuk menempuh perjalanan dari Baigun ke Danowage membawa pasien bisa memakan waktu 2 hari 1 malam itupun syukur kalau tidak ada banjir dan lainnya. Ada juga pasien yang kami antar dari Baigun meninggal di tengah jalan sehingga harus di bawah kembali lagi ke kampung untuk di makamkan oleh keluarga.
Sementara itu Pdt. Trevor mengatakan aya sebagai penginjil tapi kalau ada pasien yang datang dan minta tolong apa saya harus membiarkan mati? Nyawa manusia sangat berharga di mata Tuhan dan ini bagian dari pelayanan kemanusian yang saya lakukan di Korowai.
“Kalau ada pasien yang sakit darurat biasanya kami kirim ke Sentani untuk berobat di dampingi penginjil atau keluarga terdekat,” Ucap Pdt. Trevor saat melayani pasien yang datang berobat.
Dari Pantauan Jubi pengobatan yang di lakukan oleh Trevor dan istrinya Teresa sangat membantu masyarakat Korowai yang ada di sekitarnya, baik dari kampung Burukmahkot, Ohkmahkot, Ayak, Baigun, Mabul serta beberapa kampung lainnya Karena pengobatan dan pemberian obat di lakukan tanpa di pungut biaya sepeser pun (gratis). Dalam sehari pasien yang datang berkunjung 5-10 orang baik itu yang membawa anak-anak maupun orang tua.
Pelayanan kesehatan yang di lakukan Pdt. Trevor dan istrinya Teresa kepada pasien paling banyak sakit malaria, batuk, kurang gizi, TBC, sesak nafas dan penyakit kulit lainnya. Pelayanan pasien di lakukan biasanya di depan teras rumah Trevor.